TUGAS TERSTRUKTUR MATA KULIAH
MANAJEMEN KESUBURSN TANAH
“Pengaruh Sampah Plastik Pada
Kesuburan Tanah serta Cara Pengendaliannya”

Disusun Oleh :
Carolina Eva
Nita 105040200111147
Kelas : D
PROGRAM STUDI
AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Menurut survey yang dilakukan pemerintah Indonesia
merupakan negara berkembang yang memiliki penduduk sekitar 250 juta pada tahun
2012 dan terbesar ketiga
di dunia. hal ini berdampak pada kesejahteraan sosial, kebersihan wilayah, dan
kebutuhan pangan dalam negri karena penduduk
semakin padat. Kebutuhan pangan yang sepanjang
tahun meningkat mengakibatkan
Indonesia harus mengimpor kebutuhan pangan dari luar negri untuk
memenuhi konsumsi dalam negri. Selain itu juga, kemajuan teknologi yang
mendorong banyak orang atau industri besar untuk menciptakan kreasi makanan
siap saji seperti makanan instan dalam kaleng, dan beberapa produk makanan yang
menggunakan kemasan plastik akan berkembang sangat pesat. Perkembangan tersebut
akan bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia selain dapat menyerap
tenaga kerja dan memberikan kontribusi dalam negri, namun yang menjadi masalah
sekarang adalah bagaiaman mengelola samah kaleng dan plastik yang ada di
sekitar kita saat ini. Keberadaan sampah anorganik seperti kaleng dan plastik
akan membanjiri setiap pojokan kawasan perkotaan bahkan sungai dan tanah
sehingga dapat mencemari lingkungan.
Tanah merupakan bagian penting dalam
menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai
makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Memang ada
tumbuhan dan hewan yang hidup di laut, tetapi sebagian besar dari makanan kita
berasal dari permukaan tanah. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban kita
menjaga kelestarian tanah sehingga tetap dapat mendukung kehidupan di muka bumi
ini. Akan tetapi, sebagaimana halnya pencemaran air dan udara, pencemaran tanah
pun akibat kegiatan manusia juga. Pencemaran tanah adalah keadaan di mana
bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran
ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri
atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah
tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut
minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta
limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat
(illegal dumping). Ketika
suatu zat berbahaya atau beracun
telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan
atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian
terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut
dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari
air tanah dan udara di atasnya. Selain udara dan
air, tanah juga bisa terkena pencemaran oleh setiap aktivitas-aktivitas yang
dilakukan oleh manusia modern bagi kehidupan. Tanah sangatlah penting, terutama
bagi kehidupan semua makhluk hidup, karena tanah berfungsi sebagai penyedia
papan maupun pangan bagi kehidupan makhluk hidup.
B.
Pengertian
Sampah Plastik
Menurut Alamendah (2012), sebagaimana yang diketahui, plastik yang
mulai digunakan sekitar 50 tahun yang silam, kini telah menjadi barang yang
tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Diperkirakan ada 500 juta sampai 1
milyar kantong plastik digunakan penduduk dunia dalam satu tahun. Ini berarti
ada sekitar 1 juta kantong plastik per menit. Untuk membuatnya, diperlukan 12
juta barel minyak per tahun, dan 14 juta pohon ditebang. Konsumsi berlebih terhadap plastik, pun
mengakibatkan jumlah sampah plastik yang besar. Karena bukan berasal dari
senyawa biologis, plastik memiliki sifat sulit terdegradasi (non-biodegradable). Plastik diperkirakan membutuhkan
waktu 100 hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi (terurai) dengan
sempurna
di dalam tanah.
Plastik
adalah senyawa polimer alkena dengan bentuk molekul sangat besar. Plastik tidak
bisa diuraikan oleh mikroorganisme, akibatnya sampah plastik tidak bisa
dibusukkan dan akan menumpuk sehingga mengganggu kesuburan tanah. Pada gambar
disamping tampak sampah-sampah plastik dan kaleng, hal itu akan sangat
mengganggu kesuburan tanah karena tidak bisa diuraikan dan dibusukkan oleh
mikroorganisme.
C.
Logam Berat
Yang Terkandung Dalam Plastik
Plastik terdiri atas
berbagai senyawa yang terdiri polietilen, polistiren, dan polivinil klorida.
Bahan-bahan tersebut bersifat inert dan rekalsitran. Senyawa lain penyusun
plastik yang disebut plasticizers terdiri: (a) ester asam lemak (oleat, risinoleat, adipat, azelat,
dan sebakat serta turunan minyak tumbuhan, (b) ester asam phthalat, maleat, dan
fosforat. Bahan tambahan untuk pembuatan plastik seperti Phthalic Acid Esters (PAEs) danPolychlorinated
Biphenyls (PCBs) sudah diketahui sebagai karsinogen yang berbahaya bagi
lingkungan walaupun dalam konsentrasi rendah.
Sampah
plastik dibuat dari bahan sintetis, umumnya menggunakan minyak bumi sebagai
bahan dasar, ditambah bahan-bahan tambahan yang umumnya merupakan logam berat
(kadnium, timbal, nikel) atau bahan beracun lainnya seperti Chlor. Racun dari
plastik ini terlepas pada saat terurai atau terbakar. Penguraian plastik akan
melepaskan berbagai jenis logam berat dan bahan kimia lain yang dikandungnya.
Bahan kimia ini terlarut dalam air atau terikat di tanah, dan kemudian masuk ke
tubuh kita melalui makanan dan minuman. Sedangkan pembakaran plastik
menghasilkan salah satu bahan paling berbahaya di dunia, yaitu Dioksin. Dioksin
adalah salah satu dari sedikit bahan kimia yang telah diteliti secara intensif
dan telah dipastikan menimbulkan Kanker. Bahaya dioksin sering disejajarkan
dengan DDT, yang sekarang telah dilarang di seluruh dunia. Selain dioksin, abu
hasil pembakaran juga berisi berbagai logam berat yang terkandung di dalam
plastik.
Menurut Darmono (1995), faktor yang menyebabkan logam
berat termasuk dalam kelompok zat pencemar adalah karena adanya sifat-sifat
logam berat yang tidak dapat terurai (non degradable) dan mudah diabsorbsi. Organisme
pertama yang terpengaruh akibat penambahan polutan logam berat ke tanah atau
habitat lainnya adalah organisme dan tanaman yang tumbuh ditanah atau habitat
tersebut. Dalam ekosistem alam terdapat interaksi antar organisme baik
interaksi positif maupun negatif yang menggambarkan bentuk transfer energi
antar populasi dalam komunitas tersebut. Dengan demikian pengaruh logam berat
tersebut pada akhirnya akan sampai pada hierarki rantai makanan tertinggi yaitu
manusia. Logam-logam berat diketahui dapat mengumpul didalam tubuh suatu
organisme dan tetap tinggal dalam tubuh untuk jangka waktu lama sebagai racun
yang terakumulasi (Saeni, 1997).
D. Dampak Yang
Ditimbulkan Bagi Kesuburan Tanah
Timbulan sampah yang berasal dari limbah domestik
dapat mengganggu atau mencemari karena: lindi (air sampah), bau dan estika.
Timbulan sampah juga menutupi permukaan tanah sehingga tanah tidak bisa
dimanfaatkan. Selain itu, timbunan sampah dapat menghasilkan gas nitrogen dan
asam sulfida, adanya zat mercury, chrom dan arsen pada timbunan sampah dapat
menimbulkan gangguan terhadap bioorganisme tanah, tumbuhan, merusak struktur
permukaan dan tekstur tanah. Limbah lain seperti oksida logam, baik yang
terlarut maupun tidak pada permukaan tanah menjadi racun.

Gambar1. Penumpukan
sampah plastik
Sampah
anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak
dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air
dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di
dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena
tidak memperoleh makanan untuk berkembang.

Gambar 2. Sampah
organik dapat digunakan untuk melapisi permukaan tanah
Dalam hal ini plastik yang mengandung logam berat seperti dioksin akan
sangat berbahaya bagi kesehatan, lingkungan termasuk tanah. Penurunan kesuburan
tanah akan meningkat setiap tahunya jika pembuatan plastik dalam beberapa tahun
kedepan terus meningkat. Tanah akan mudah tererosi karena penumpukan sampah plastik
di permukaan tanah. Selain itu juga, akan terjadi degradasi lahan yang
mengakibatkan lapisan permukaan tanah tertutupi oleh sampah plastik tersebut. Apalgi
untuk pertanian semakin besar tanah tersebut tercemar oleh sampah plastik maka
akan terjadi penurunan produksi pertanian dalam suatu wilayah, hal ini
disebabkan oleh sulitnya ssampah plastik tersebut diolah dalam tanah dan akan
terjadi defisiensi hara dalam tanah. Pasokan logam berat yang terkandung dalam
tanah akan diserap oleh tanaman dan mengakibatkan banyak masalah bagi
kelangsungan hidup baik organism tanah, manusia, hewan, tanaman serta ekosistem
akan terganggu.
E.
Cara
Penanggulangan Limbah Plastik Bagi Kesuburan Tanah
Penanggulangan limabah plastic tidak bias lagsung
dihilangkan atau dimusnahkan secra cepat karena akan membutuhkan proses yang
panjang. Namun kita bisa melakukan yang mudah dulu misalnya memilah sampah organik
dan non organik. Limbah domestik yang
berjumlah sangat banyak memerlukan penanganan khusus agar tidak mencemari
tanah. Pertama sampah tersebut kita pisahkan ke dalam sampah organik yang dapat
diuraikan oleh mikroorganisme (biodegradable) dan sampah
yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (nonbiodegradable). Oleh karena
itu, sangatlah bijaksana jika setiap rumah tangga dapat memisahkan sampah atau
limbah atas dua bagian yakni organik dan anorganik dalam dua wadah yang berbeda
sebelum diangkut ketempat pembuangan akhir. Sampah organik
yang terbiodegradasi dapat diolah, misalnya dijadikan bahan urukan, ke-mudian
kita tutup dengan tanah sehingga terdapat permukaan tanah yang dapat kita pakai
lagi; dibuat kompos; khusus kotoran hewan dapat dibuat biogas dll.
Mikroba (fungi dan
bakteri) secara tradisional berfungsi sebagai decomposer (pengurai). Makhluk hidup yang telah mati akan diuraikan
oleh mereka menjadi unsur-unsur yang lebih mikro. Tanpa adanya mikroba decomposer, bumi kita ini akan dipenuhi oleh bangkai dalam jumlah
banyak. Mikroba decomposer inilah yang digunakan untuk
pengolahan sampah/limbah. Teknologi lingkungan yang terbaru telah memungkinkan
pengolahan sampah/limbah dengan perspektif lain. Sampah pada awalnya dipilah
antara organik dan non organik. Sampah non organik akan didaur ulang, sementara
sampah organik akan mengalami proses lanjutan pembuatan kompos. Proses tersebut
adalah menciptakan kondisi yang optimum supaya kompos dapat dibuat dengan baik.
Optimasi kondisi tersebut, selain desain alat yang baik dan ventilasi untuk
proses aerasi, adalah juga menciptakan kondisi optimum bagi mikroba composteruntuk melaksanakan proses composting. Parameter optimasinya bisa berupa keasaman, suhu, dan
medium pertumbuhan. Jika parameter tersebut diperhatikan, maka proses composting diharapkan bisa efektif dan efisien.

Gambar 3. Pemisahan sampah organik dan
anorganik
Sampah anorganik yang tidak dapat diurai oleh
mikroorganisme. Cara penanganan yang terbaik dengan pendaur-ulangan sampah.
Misalnya menggunakan sampah plastic tesebut menjadi barang yang bermanfaat yang
dapat dikomersilkan.

Gambar 4. Daur ulang
sampah agar lebih bermanfaat
Menurut
penelitian para ahli, dari alam telah ditemukan mikroba yang dapat merombak
plastik, yaitu terdiri bakteri, aktinomycetes, jamur dan khamir yang umumnya
dapat menggunakan plasticizers sebagai sumber C, tetapi hanya sedikit mikroba
yang telah ditemukan mampu merombak polimer plastiknya yaitu jamur Aspergillus
fischeri dan Paecilomyces sp. Sedangkan mikroba yang
mampu merombak dan menggunakan sumber C dari plsticizers yaitu jamur Aspergillus
niger, A.Versicolor, Cladosporium sp. ,Fusariumsp.
, Penicillium sp. ,Trichoderma sp. , Verticillium sp.,
dan khamir Zygosaccharomyces drosophilae, Saccharomyces
cerevisiae, serta bakteri Pseudomonas aeruginosa, Brevibacterium sp.
dan aktinomisetes Streptomyces rubrireticuli.
Untuk
dapat merombak plastik, mikroba harus dapat mengkontaminasi lapisan plastik
melalui muatan elektrostatik dan mikroba harus mampu menggunakan komponen di
dalam atau pada lapisan plastik sebagai nutrien. Plasticizers yang membuat
plastik bersifat fleksibel seperti adipat, oleat, risinoleat, sebakat, dan
turunan asam lemak lain cenderung mudah digunakan, tetapi turunan asam phthalat
dan fosforat sulit digunakan untuk nutrisi. Hilangnya plasticizers menyebabkan
lapisan plastik menjadi rapuh, daya rentang meningkat dan daya ulur berkurang.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sebagian besar
kekayaan kita diperloleh dari tanah. Kehidupan di bumi ini sangat bergantung
pada tanah. Tumbuhan memperoleh air dan mineral dari tanah. Makanan yang kita
peroleh dan hewan bergantung pada tumbuhan. Jadi makanan kita sebenarnya
berasal dari tanah. Semua
bahan yang kita perlukan dalam memehuhi kebutuhan dapat diperoleh dari tanah,
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, menjaga kesuburan tanah
adalah kewajiban yang harus dilakukan olekita sebagai generasi muda. Dengan memilah
sampah plastik (anorganik) dan organik merupakan contoh kecil yang dapat kita
lakukan setiap hari. Pencemaran tanah akibat sampah plastic dapat menyebabkan
berbagai masalah bagi kelangsungan mahkluk hidup di bumi. Karena itu marilah
kita bersama-sama menjaga kelestariannya, demi kelangsungan anak, cucu kita
dimasa datang.
DAFTAR PUSTAKA
Diunduh dari http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e-DU.KONTEN/edukasi.net/Peng.Pop/
Lingk.Hidup/Pencemaran. Tanah/all.htm. Diakses pada tanggal 21
oktober 2012
Diunduh dari http://hend-learning.blogspot.com/2009/04/polusi-pencemaran-lingkungan.html.
Diakses pada tanggal 21 oktober 2012
N. M. Heriyanto. 2012. Kandungan Logam Berat Padatumbuhan, Tanah, Air,
Ikan Dan Udang Di Hutan Mangrove.pdf. Diakses pada tanggal 21 oktober 2012
Suntoro Wongso Atmojo. 2003. Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan
Tanah Dan Upaya Pengelolaannya.pdf. diakses pada tanggal 21 oktober 2012
Diunduh dari http://ghalapunk.blogspot.com/2009/03/peranan-mikroba-dalam-bidang-lingkungan.html.
Diakses pada tanggal 21 oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar