Minggu, 21 Oktober 2012

“Pengaruh Sampah Plastik Pada Kesuburan Tanah serta Cara Pengendaliannya”


TUGAS TERSTRUKTUR MATA KULIAH MANAJEMEN KESUBURSN TANAH

“Pengaruh Sampah Plastik Pada Kesuburan Tanah serta Cara Pengendaliannya”




Disusun Oleh :
Carolina Eva Nita 105040200111147
Kelas : D


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012



PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Menurut survey yang dilakukan pemerintah Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki penduduk sekitar 250 juta pada tahun 2012 dan terbesar ketiga di dunia. hal ini berdampak pada kesejahteraan sosial, kebersihan wilayah, dan kebutuhan pangan dalam negri karena  penduduk semakin padat. Kebutuhan pangan yang sepanjang  tahun meningkat mengakibatkan  Indonesia harus mengimpor kebutuhan pangan dari luar negri untuk memenuhi konsumsi dalam negri. Selain itu juga, kemajuan teknologi yang mendorong banyak orang atau industri besar untuk menciptakan kreasi makanan siap saji seperti makanan instan dalam kaleng, dan beberapa produk makanan yang menggunakan kemasan plastik akan berkembang sangat pesat. Perkembangan tersebut akan bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia selain dapat menyerap tenaga kerja dan memberikan kontribusi dalam negri, namun yang menjadi masalah sekarang adalah bagaiaman mengelola samah kaleng dan plastik yang ada di sekitar kita saat ini. Keberadaan sampah anorganik seperti kaleng dan plastik akan membanjiri setiap pojokan kawasan perkotaan bahkan sungai dan tanah sehingga dapat mencemari lingkungan.
Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di laut, tetapi sebagian besar dari makanan kita berasal dari permukaan tanah. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban kita menjaga kelestarian tanah sehingga tetap dapat mendukung kehidupan di muka bumi ini. Akan tetapi, sebagaimana halnya pencemaran air dan udara, pencemaran tanah pun akibat kegiatan manusia juga. Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping). Ketika suatu zat berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya. Selain udara dan air, tanah juga bisa terkena pencemaran oleh setiap aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh manusia modern bagi kehidupan. Tanah sangatlah penting, terutama bagi kehidupan semua makhluk hidup, karena tanah berfungsi sebagai penyedia papan maupun pangan bagi kehidupan makhluk hidup. 
B.     Pengertian Sampah Plastik
Menurut Alamendah (2012), sebagaimana yang diketahui, plastik yang mulai digunakan sekitar 50 tahun yang silam, kini telah menjadi barang yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Diperkirakan ada 500 juta sampai 1 milyar kantong plastik digunakan penduduk dunia dalam satu tahun. Ini berarti ada sekitar 1 juta kantong plastik per menit. Untuk membuatnya, diperlukan 12 juta barel minyak per tahun, dan 14 juta pohon ditebang. Konsumsi berlebih terhadap plastik, pun mengakibatkan jumlah sampah plastik yang besar. Karena bukan berasal dari senyawa biologis, plastik memiliki sifat sulit terdegradasi (non-biodegradable). Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna di dalam tanah.
Plastik adalah senyawa polimer alkena dengan bentuk molekul sangat besar. Plastik tidak bisa diuraikan oleh mikroorganisme, akibatnya sampah plastik tidak bisa dibusukkan dan akan menumpuk sehingga mengganggu kesuburan tanah. Pada gambar disamping tampak sampah-sampah plastik dan kaleng, hal itu akan sangat mengganggu kesuburan tanah karena tidak bisa diuraikan dan dibusukkan oleh mikroorganisme.
C.    Logam Berat Yang Terkandung Dalam Plastik

Plastik terdiri atas berbagai senyawa yang terdiri polietilen, polistiren, dan polivinil klorida. Bahan-bahan tersebut bersifat inert dan rekalsitran. Senyawa lain penyusun plastik yang disebut plasticizers terdiri: (a) ester asam lemak (oleat, risinoleat, adipat, azelat, dan sebakat serta turunan minyak tumbuhan, (b) ester asam phthalat, maleat, dan fosforat. Bahan tambahan untuk pembuatan plastik seperti Phthalic Acid Esters (PAEs) danPolychlorinated Biphenyls (PCBs) sudah diketahui sebagai karsinogen yang berbahaya bagi lingkungan walaupun dalam konsentrasi rendah.
Sampah plastik dibuat dari bahan sintetis, umumnya menggunakan minyak bumi sebagai bahan dasar, ditambah bahan-bahan tambahan yang umumnya merupakan logam berat (kadnium, timbal, nikel) atau bahan beracun lainnya seperti Chlor. Racun dari plastik ini terlepas pada saat terurai atau terbakar. Penguraian plastik akan melepaskan berbagai jenis logam berat dan bahan kimia lain yang dikandungnya. Bahan kimia ini terlarut dalam air atau terikat di tanah, dan kemudian masuk ke tubuh kita melalui makanan dan minuman. Sedangkan pembakaran plastik menghasilkan salah satu bahan paling berbahaya di dunia, yaitu Dioksin. Dioksin adalah salah satu dari sedikit bahan kimia yang telah diteliti secara intensif dan telah dipastikan menimbulkan Kanker. Bahaya dioksin sering disejajarkan dengan DDT, yang sekarang telah dilarang di seluruh dunia. Selain dioksin, abu hasil pembakaran juga berisi berbagai logam berat yang terkandung di dalam plastik.
Menurut Darmono (1995), faktor yang menyebabkan logam berat termasuk dalam kelompok zat pencemar adalah karena adanya sifat-sifat logam berat yang tidak dapat terurai (non degradable) dan mudah diabsorbsi. Organisme pertama yang terpengaruh akibat penambahan polutan logam berat ke tanah atau habitat lainnya adalah organisme dan tanaman yang tumbuh ditanah atau habitat tersebut. Dalam ekosistem alam terdapat interaksi antar organisme baik interaksi positif maupun negatif yang menggambarkan bentuk transfer energi antar populasi dalam komunitas tersebut. Dengan demikian pengaruh logam berat tersebut pada akhirnya akan sampai pada hierarki rantai makanan tertinggi yaitu manusia. Logam-logam berat diketahui dapat mengumpul didalam tubuh suatu organisme dan tetap tinggal dalam tubuh untuk jangka waktu lama sebagai racun yang terakumulasi (Saeni, 1997).

D.    Dampak Yang Ditimbulkan Bagi Kesuburan Tanah
Timbulan sampah yang berasal dari limbah domestik dapat mengganggu atau mencemari karena: lindi (air sampah), bau dan estika. Timbulan sampah juga menutupi permukaan tanah sehingga tanah tidak bisa dimanfaatkan. Selain itu, timbunan sampah dapat menghasilkan gas nitrogen dan asam sulfida, adanya zat mercury, chrom dan arsen pada timbunan sampah dapat menimbulkan gangguan terhadap bioorganisme tanah, tumbuhan, merusak struktur permukaan dan tekstur tanah. Limbah lain seperti oksida logam, baik yang terlarut maupun tidak pada permukaan tanah menjadi racun.

http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e-DU.KONTEN/edukasi.net/Peng.Pop/Lingk.Hidup/Pencemaran.Tanah/images/h06.jpg
Gambar1. Penumpukan sampah plastik
Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang.
http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e-DU.KONTEN/edukasi.net/Peng.Pop/Lingk.Hidup/Pencemaran.Tanah/images/h07a.jpg
Gambar 2. Sampah organik dapat digunakan untuk melapisi permukaan tanah
Dalam hal ini plastik yang mengandung logam berat seperti dioksin akan sangat berbahaya bagi kesehatan, lingkungan termasuk tanah. Penurunan kesuburan tanah akan meningkat setiap tahunya jika pembuatan plastik dalam beberapa tahun kedepan terus meningkat. Tanah akan mudah tererosi karena penumpukan sampah plastik di permukaan tanah. Selain itu juga, akan terjadi degradasi lahan yang mengakibatkan lapisan permukaan tanah tertutupi oleh sampah plastik tersebut. Apalgi untuk pertanian semakin besar tanah tersebut tercemar oleh sampah plastik maka akan terjadi penurunan produksi pertanian dalam suatu wilayah, hal ini disebabkan oleh sulitnya ssampah plastik tersebut diolah dalam tanah dan akan terjadi defisiensi hara dalam tanah. Pasokan logam berat yang terkandung dalam tanah akan diserap oleh tanaman dan mengakibatkan banyak masalah bagi kelangsungan hidup baik organism tanah, manusia, hewan, tanaman serta ekosistem akan terganggu.
E.     Cara Penanggulangan Limbah Plastik Bagi Kesuburan Tanah
Penanggulangan limabah plastic tidak bias lagsung dihilangkan atau dimusnahkan secra cepat karena akan membutuhkan proses yang panjang. Namun kita bisa melakukan yang mudah dulu misalnya memilah sampah organik dan non organik.  Limbah domestik yang berjumlah sangat banyak memerlukan penanganan khusus agar tidak mencemari tanah. Pertama sampah tersebut kita pisahkan ke dalam sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme (biodegradable) dan sampah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (nonbiodegradable). Oleh karena itu, sangatlah bijaksana jika setiap rumah tangga dapat memisahkan sampah atau limbah atas dua bagian yakni organik dan anorganik dalam dua wadah yang berbeda sebelum diangkut ketempat pembuangan akhir. Sampah organik yang terbiodegradasi dapat diolah, misalnya dijadikan bahan urukan, ke-mudian kita tutup dengan tanah sehingga terdapat permukaan tanah yang dapat kita pakai lagi; dibuat kompos; khusus kotoran hewan dapat dibuat biogas dll.
Mikroba (fungi dan bakteri) secara tradisional berfungsi sebagai decomposer (pengurai). Makhluk hidup yang telah mati akan diuraikan oleh mereka menjadi unsur-unsur yang lebih mikro. Tanpa adanya mikroba decomposer, bumi kita ini akan dipenuhi oleh bangkai dalam jumlah banyak. Mikroba decomposer inilah yang digunakan untuk pengolahan sampah/limbah. Teknologi lingkungan yang terbaru telah memungkinkan pengolahan sampah/limbah dengan perspektif lain. Sampah pada awalnya dipilah antara organik dan non organik. Sampah non organik akan didaur ulang, sementara sampah organik akan mengalami proses lanjutan pembuatan kompos. Proses tersebut adalah menciptakan kondisi yang optimum supaya kompos dapat dibuat dengan baik. Optimasi kondisi tersebut, selain desain alat yang baik dan ventilasi untuk proses aerasi, adalah juga menciptakan kondisi optimum bagi mikroba composteruntuk melaksanakan proses composting. Parameter optimasinya bisa berupa keasaman, suhu, dan medium pertumbuhan. Jika parameter tersebut diperhatikan, maka proses composting diharapkan bisa efektif dan efisien.
http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e-DU.KONTEN/edukasi.net/Peng.Pop/Lingk.Hidup/Pencemaran.Tanah/images/h11.jpg
Gambar 3. Pemisahan sampah organik dan anorganik
      Sampah anorganik yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme. Cara penanganan yang terbaik dengan pendaur-ulangan sampah. Misalnya menggunakan sampah plastic tesebut menjadi barang yang bermanfaat yang dapat dikomersilkan.
http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e-DU.KONTEN/edukasi.net/Peng.Pop/Lingk.Hidup/Pencemaran.Tanah/images/h12b.jpg
Gambar 4. Daur ulang sampah agar lebih bermanfaat
Menurut penelitian para ahli, dari alam telah ditemukan mikroba yang dapat merombak plastik, yaitu terdiri bakteri, aktinomycetes, jamur dan khamir yang umumnya dapat menggunakan plasticizers sebagai sumber C, tetapi hanya sedikit mikroba yang telah ditemukan mampu merombak polimer plastiknya yaitu jamur Aspergillus fischeri dan Paecilomyces sp. Sedangkan mikroba yang mampu merombak dan menggunakan sumber C dari plsticizers yaitu jamur Aspergillus nigerA.VersicolorCladosporium sp. ,Fusariumsp. , Penicillium sp. ,Trichoderma sp. , Verticillium sp., dan khamir Zygosaccharomyces drosophilaeSaccharomyces cerevisiae, serta bakteri Pseudomonas aeruginosa, Brevibacterium sp. dan aktinomisetes Streptomyces rubrireticuli.
Untuk dapat merombak plastik, mikroba harus dapat mengkontaminasi lapisan plastik melalui muatan elektrostatik dan mikroba harus mampu menggunakan komponen di dalam atau pada lapisan plastik sebagai nutrien. Plasticizers yang membuat plastik bersifat fleksibel seperti adipat, oleat, risinoleat, sebakat, dan turunan asam lemak lain cenderung mudah digunakan, tetapi turunan asam phthalat dan fosforat sulit digunakan untuk nutrisi. Hilangnya plasticizers menyebabkan lapisan plastik menjadi rapuh, daya rentang meningkat dan daya ulur berkurang.

PENUTUP
A.    Kesimpulan
Sebagian besar kekayaan kita diperloleh dari tanah. Kehidupan di bumi ini sangat bergantung pada tanah. Tumbuhan memperoleh air dan mineral dari tanah. Makanan yang kita peroleh dan hewan bergantung pada tumbuhan. Jadi makanan kita sebenarnya berasal dari tanah. Semua bahan yang kita perlukan dalam memehuhi kebutuhan dapat diperoleh dari tanah, secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, menjaga kesuburan tanah adalah kewajiban yang harus dilakukan olekita sebagai generasi muda. Dengan memilah sampah plastik (anorganik) dan organik merupakan contoh kecil yang dapat kita lakukan setiap hari. Pencemaran tanah akibat sampah plastic dapat menyebabkan berbagai masalah bagi kelangsungan mahkluk hidup di bumi. Karena itu marilah kita bersama-sama menjaga kelestariannya, demi kelangsungan anak, cucu kita dimasa datang.

DAFTAR PUSTAKA
Diunduh dari http://hend-learning.blogspot.com/2009/04/polusi-pencemaran-lingkungan.html. Diakses pada tanggal 21 oktober 2012
N. M. Heriyanto. 2012. Kandungan Logam Berat Padatumbuhan, Tanah, Air, Ikan Dan Udang Di Hutan Mangrove.pdf. Diakses pada tanggal 21 oktober 2012
Suntoro Wongso Atmojo. 2003. Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah Dan Upaya Pengelolaannya.pdf. diakses pada tanggal 21 oktober 2012